Sedih! Karena Tidak Punya Uang Wanita Hamil Ini Akan Dideportasi



Seorang wanita asal China yang sedang hamil terancam di deportasi oleh pemerintah Selandia Baru karena tidak memiliki cukup uang akibat perubahan peraturan visa baru-baru ini. 

Sejak tahun lalu, Sabre Xie (26) yang berprofesi sebagai guru piano telah mendapatkan visa migran terampil di bawah tanggungan majikannya, namun akan berakhir pada bulan Maret. Berdasarkan peraturan sebelumnya, dia bisa saja melamar kewarganegaraan pada pertengahan tahun depan.

Namun, pada ketentuan baru telah ditambahkan beberapa poin baru yang menyatakan seorang migran terampil harus mendapatkan gaji minumun sebesar 35.300 dolar Amerika atau setara Rp 470 juta sebagai batas atau jaminan.

Sebagai guru, Xie memperoleh 360 dolar atau Rp 4,8 juta Amerika per minggu, yang jauh dari persyaratan. Xie sebelumnya sudah meminta majikannya membayar lebih tinggi, tapi ternyata masih belum cukup juga untuk mendapatkan gaji dengan ambang batas tersebut.

Saat ini, dia dan pasangannya, Jeff McDonald, sedang mengharapkan kelahiran bayi mereka khawatir bagaimana mengatasi kemungkinan mereka dideportasi.

"Pada titik ini, dia harus membawa anaknya ke China dan membesarkannya tanpa ayahnya, atau kembali dan meninggalkan anaknya bersamaku," kata McDonald kepada Stuff seperti dilansir dari Next Shark.

"Kami ingin membesarkan anak kami di rumah yang penuh kasih. Kami ingin mencari kemungkinan untuk menjadi sebuah keluarga, yang utuh tanpa perlu pusing memikirkan ini itu" imbuhnya.

Xie pindah dari China ke Selandia Baru pada tahun 2013 lalu, untuk belajar musik di Universitas Auckland. Setelah lulus, ia kemudian mendapat gelar diploma pascasarjana, Xie dapat tinggal di negara ini melalui visa kerja terbuka dan mulai mengajar piano di Able Music, yang merupakan akademi khusus musik lokal. Sekolah mensponsori visanya yang akan kedaluwarsa tahun depan.

Seorang spesialis imigran menyarankan bahwa pada saat ini, hanya bantuan menteri yang dapat membantu Xie.

"Satu-satunya jalan ke depan bagi mereka adalah pergi ke menteri untuk meminta keringanan," kata David Cooper dari David Malcolm Pacific. 

Dia mencatat bahwa meski banyak permintaan ditolak, ada beberapa kasus yang disetujui dengan beberapa ketentuan.

0 comments:

Post a Comment

 

Contact Us

ramaramadan138@gmail.com

Blogroll

About

Stay Foolish. Stay Hungry.